Asia Video Industry Association (AVIA) EVENT Indonesia In View 2022
Jakarta, 12 Oktober 2022
Untuk pertama kalinya dalam tiga tahun, Asia Video Industry Association (AVIA) kembali ke Jakarta untuk menjadi tuan rumah Indonesia di View 2022, sebuah acara yang menyambut beberapa pemain industri terbesar untuk acara seminar sehari yang membedah peluang pertumbuhan pasar pada landscape yang luas di Indonesia untuk hal tersebut Asosiasi Penyelenggara Multimedia Indonesia (APMI) disertakan sebagai “supporting event” pada acara seminar sehari yang diadakan pada hari Kamis , 6 Oktober 2022 di Hotel Mulia – Senayan, Jakarta .
Pada Keynote pembukaan yang disampaikan oleh Yuliandre Darwis, Komisaris Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang berbicara tentang perkembangan KPI selama dua puluh tahun terakhir, dan harapan untuk revisi undang-undang penyiaran yang dapat melihat tanggung jawab yang lebih besar diberikan kepada mereka.
Sebagai gambaran Industri TV Berlangganan dari kegiatan “ Indonesia in View Report” informasi yang akan ditampilakn oleh AVIA, diberikan oleh Bettina Cavenagh, Presiden Direktur, Clarity Research Indonesia, menguraikan keadaan pasar video Indonesia dalam ekonomi pasca-pandemi. Televisi berbayar terus meningkat dan sementara layanan DTH menjadi terdampak akibat peningkatan penetrasi broadband, jumlah kabel meningkat yang berarti pasar TV berbayar secara keseluruhan tetap signifikan, bahkan jika nilai penjualan rata-rata ARPU berada di bawah level penjualan. Namun semua perhatian saat ini tertuju pada pasar OTT premium. Subscription Video on Demand (SVOD) telah tumbuh lebih dari 50% dari tahun 2020 hingga 2021, menjadi 11,5 juta pelanggan, sementara iklan digital tumbuh sebesar 33% pada periode yang sama. Untuk perhatian ini tentunya akan menjadi pilihan bagi focus usaha bisnis apakah menberikan perhatian bisnis TV langganan atau model bisnis yang akan difokuskan pada iklan digital pada platform OTT.
Ade Tjendra , CEO, MNC Vision Networks dan Ketua Umum APMI dalam memperhatikan Masa Depan TV Berlangganan adalah dengan strategi melalui teknologi streaming dengan memperluas konten secara Luas di dunia MNC, yang dapat mencakup konten dari afiliasi dan mitra kami, ke perangkat seluler pengguna, memperkaya pengalaman mereka menonton konten kapan saja dan di mana saja, dengan penawaran konten yang dipersonalisasi di aplikasi streaming seluler melalui penyediaan kemudahan sistem masuk yang lebih mudah dengan mengintegrasikan kumpulan data pengguna backend. Tujuannya juga untuk memperkaya pengalaman pemirsa dalam penggunaan teknologi baru baik melalui set top box maupun aplikasi yang digunakan oleh pemirsa. Strategi kami untuk Pay TV adalah memberdayakan nilai keluarga Indonesia 'kebersamaan', untuk tumbuh dan berkembang dengan memiliki jendela dunia tanpa batas (untuk mendapatkan inspirasi, mendapatkan pengetahuan baru, mendapatkan hiburan, dll) yaitu dengan melalui berbagai konten, baik lokal dan internasional, serta jangkauan Internet yang tidak terbatas, untuk dapat berbuat lebih baik dalam setiap aspek kehidupan mereka. Indonesia memiliki geografis kepulauan dan masyarakat yang sangat beragam dengan banyak kebutuhan yang berbeda sehingga MNC banyak menerapkan berbagai platform
Indonesia in View disponsori oleh Gold Sponsors A+E Networks, Vidio and Vision+ dan Silver Sponsors Akamai, Broadpeak, CDNetworks, Conviva, INVIDI, Irdeto, NAGRA, SES, TV5MONDE dan YouTube memberikan beberapa catatan tentang perkembangan usaha “Video On Demand” pada diskusi sebagai berikut ;
- Dalam percakapan seputar pertumbuhan dan monetisasi, Hermawan Sutanto, COO Vidio berbicara tentang perlunya mengedukasi pasar untuk bisnis mofel layanan OTT premium dan Guntur Siboro, Country Head untuk Lionsgate Play lebih lanjut menegaskan bahwa VOD yang didukung iklan (AVOD) adalah perhitungan berbeda serta membutuhkan investasi signifikan.
- Sementara , Sutanto Hartono, Managing Director EMTEK dan CEO SCM dan Vidio, memberikan pendapat bahwa Konten Vidio pada musik lokal dan siaran langsung olahraga sebagai focus utama dalam upaya mereka untuk mendapatkan pelanggan dan bisa terus turun dari distribusinya . Sementara hak eksklusif olahraga mahal dan tidak bisa dimiliki selamanya, mereka memainkan peran penting dalam strategi pertumbuhan. Disisi lain Marlo Budiman, CEO & Presiden Direktur, Link Net, kemudian menambahkan bahwa sementara pasar TV berbayar menunjukan grafik mendatar, akhir dari platform juga belum dapat dipastikan, dan apabila dihubungkan layanan konten olahraga dan konten produk lokal OTT tetap dengan grafik pertumbuhan yang rendah
- Clarissa Tanoesoedibjo, Managing Director Vision+ MNC, juga berbicara tentang pentingnya konten local original dan Vision+ meningkatkan investasi mereka di sektor ini untuk layanan. bahwa disamapaikan pula untuk sementara ini Vision+ utamanya diprioritaskan melalui layanan berlangganan sedangkan layanan RCTI+ yang menyertainya diutamakan melalui pendapatan iklan.
- Dedi Suherman, TV Video Division Head, Telkom Indonesia memberikan gambaran dengan didampingi Virat Patel Pioneer Consulting Asia Pacific memberikan informasi data bahwa untuk konversi pelanggan konten Video konten hampir 55% responden melihat video melalui platform OTT lebih dari 4 Jam Tayang , disisi lain dengan Implmentasi METANESIA diharapkan PT Telekomunikasi Indonesia akan mampu memberikan dampak yang lebih luas baik bagi pelanggan maupun Mitra dengan memberikan akses jaringan ke pada 14 Jaringan OTT, 252 Live Channel dan 142 TV Chanel.Com .
- Helena Katherina, Country Lead, Nielsan Media Indonesia, dijelasakan bahwa selama Pandemi mempercepat penetrasi Bisnis TV berbayar ke kelas menengah. Selain itu strategi penetapan harga yang sesuai juga dapat menjadi kunci untuk mendorong angka lebih lebih lanjut, pada situasi ini dijelaskan bahwa Angka penjualan TV DTH mengalami penurunan , sedangkan IPTV mengalami peningkatan dan penetrasi di Sebelas kota utama bisnis TV Berlangganan meningkat mencapai angka 18% hiangga pertengahan tahun 2022.
AVIA juga memberikan Laporan Basic Data pertumbuhan TV Berlangganan Indonesia pada Executive Summary Th 2022 sbb;
Criteria |
Number |
Population |
273.8 million |
Households |
69.9 million |
Internet penetration |
76.7% |
Fixed broadband penetration |
16.7% |
TV penetration |
95% in urban areas 75% nationally (estimated) |
Pay TV penetration |
9.9% |
Cable/IPTV subscribers (2021) |
4.5 million |
DTH subscribers (2021) |
2.4 million |
LCO subscribers |
6-8 million |
Online video active users |
50-60 million |
Mobile penetration |
135% |
Sumber : Biro Pusat Statsistic & AVIA
Kegiatan yang diadakan oleh AVIA diharapkan akan memberikan sumbangan pemikiran yang lebih luas khususnya bagi pengembangan Industri TV berlangganan yang diadakan secara periodic sejak tahun 2012.
Rpp/APMI/X/2022