Focus Group Discussion MASTEL Konvergensi IoT, Big Data dan Artificial Intelligence untuk Bisnis Dalam Rangka Mendukung Transformasi Digital
Jakarta 15 Desember 2021
Acara Focus Group Discussion Konvergensi IoT, Big Data dan Artificial Intelligence Untuk Bisnis Dalam Rangka Mendukung Transformasi Digital secara tatap muka melalui jaringan/online telah terselenggara pada Tanggal 15 Desember 2021, Kegiatan webinar yang diadakan oleh MASTEL dilatarbelakangi terkait dengan survey yang pernah dilakukan oleh MASTEL sehubungan dengan program triota. Pada awal acara webinar dikemukakan sebagai informasi, survei Mastel dilakukan pada Agustus 2021 dengan melakukan penelitian secara daring kepada 40 perusahaan yang bergerak di berbagai sektor seperti teknologi informasi dan komunikasi (38,9 persen), manufaktur (19,4 persen), kesehatan (8,3 persen), ritel (5,6 persen), transportasi (2,8 persen) migas (2,8 persen) dan lemba lainnya (5,6 persen). Perusahaan yang berdomisili di Jabodetabek sebanyak 87,5 persen dan di luar Jabodetabek sebanyak 12,5 persen. Adapun mengenai tiga kendala terbesar perusahaan dalam mengimplementasikan IoT, adalah ihwal investasi, tenaga ahli dan pemahaman IoT di tingkat pengambil keputusan di sebuah perusahaan. “Sebanyak 60 persen adalah biaya investasi. Perusahaan belum menganggarkan bujet untuk implementasi IoT pada 2021,” Demikian disampaikan oleh Ketua Bidang Triota MASTEL Teguh Prasetya. .
Sebagai Key note Spech DR Ismail Dirjen SDPPI menyampaikan sebagai gambaran kajian dari sisi pemerintah bahwa diharapkan IOT, AI & Big Data dapat berjalan efisien dan efektif pada implementasinya dan dapat diaplikaskan pada UMKM dengan dimanfaatkan secara user friendly serta pemanfaatan Local production, ditambahkam oleh Samuel Pangarepan Dirjen APTIKA bahwa index e Government dan Index Partisipasi masyarakat meningkat melalui pemanfaatan e government dan aplikasi IOT disamping itu dijelaskan bahwa big data akan menjadi dasar kebijakan pemerintah dalam pembangunan e Government dan diterangkan pula beberapa manfaat penggunaan big data dan pengembang Ai sebagai berikut ;
- AI dan Big Data dapat dimanfaakan apabila negara dalam keadaan mitigasi
- Big Data dapat digunakan untuk pengawasan pencucian uang guna kemudahan tindakan ilegal
- Dapat dimanfaatkan guna menghadapi kemungkinan ancaman serangan Siber dan kebocoran data dari oknum-oknum yang memanfaatkan big data.
- Meningkatkan efektifitas tenaga kerja melalui informasi tenaga kerja guna mengantisipasi gap workforce
- Membantu Analisa Pengambilan kebijakaan pemerintah melaui AI
- Pemanfaatan analisa AI dapat membantu memberikan saran pada tujuan pembangunan selanjutnya
Tentunya pemerintah juga sudah menyiapkan empat pusat informasi data di tempat yang terpisah , dimana pemanfaatannya tidak hanya untuk cloud government nantinya akan juga dapat mengakomodasikan untuk pemanfaatan big data nasional guna mendungkung program start up digital nasional, demikian disampaikan nara sumber dari KOMINFO
Ketua Umum MASTEL Sarwoto Atmosutarno memberikan arahan pada pembukaan acara bahwa IOT , Big Data dan AI sudah konvergensi menjadi Triota , MASTEL berharap bahwa pemanfaatan triota dapat menjadi prioritas pada level decision making process akan tetapi diharapkan dengan adanya webinar ini tidak menjadi gap pada tiga bidang ini untuk mengejar ketertinggalan implementasinya diluar negeri, diharapkan FGD yang diadakan ini dapat memberikan rekomendasi atas kesertaan peserta webinar pada langkah yang sedang dirintis oleh para traker triota MASTEL dalam rangka sustainability.
Selama mengikuti webinar Asosiasi Penyelenggara Multimedia Indonesia memberikan catatan arahan regulasi dari Direktur Operasional SDPPI menghadapi Industri 4.0 sebagai berikut.
- Regulasi harus bisa menjadi booster (akselerator) dan bukan menjadi penghambat. Selain itu Regulator juga dapat menjadi fasilitator (SDPPI IoT Makers)
- Regulasi dipersiapkan jika memang benar-benar diperlukan,seperti: 1. Penetapan frekuensi radio (5G dan Izin Kelas) & teknologi (spek. teknis), 2. Security data dan informasi, 3. Adanya permasalahan Kedaulatan Data yang bersifat critical, 4. Memberikan peluang TKDn pada setiap lini.
- Review aturan eksisting di setiap sektor. Regulasi yang bertentangan akan menjadi penghambat implementasi industri 4.0
Dari masing – masing track nara sumber bidang pembahasan Iot, Big Data dan AI selama berjalannya webinar untuk bidang tiota yang dapat disimpulkan;
- Untuk Teknologi IoT perkembangan sudah sangat pesat sehingga kesiapan sdmnya perlu lebih ditingkatkan dari segi teknologi end to end , dari segi penyerapan pasar sudah sangat luas, regulasi IoT sudah lebih adaptif dengan diterbitka PP dan Permen yang telah memperhatikan perkembangan pasar di Indoneisa
- AI banyak dipakai di Indonesia untuk kebutuhan financial sektor terkait efiseinsi cost, adopsi pemanfaatan di Indonesia banyak dipengaruhi penggunaan fast internet broadband, untuk regulasi AI umunnya banyak dihubungkan dengan pemanfaatan penyelenggara sistem elektronik yang embedded
- Disektor trak Big Data pengembangan SDM kompetensi perlu dilebih ditata memperhatikan perkembangan Big Data pada sekotor bisnis sudah lebih bervariasi , Isue pada Big Data banyak terkait pada Big Data Sovereignty dan Big Data Security, pasar big data sudah siap sehingga terkait regulasinya perlu perhatian pada RUU PDP dan UU ITEE
Asosiasi Penyelenggara Multimedia Indonesia yang berpartisipasi pada sector track Big Data memberikan masukan perihal pengaturan pada konten konten multimedia yang membutuhkan storage data yang besar melalui jaringan broadband sehingga hal tersebut perlu mendapat perhatian terkait kebijakan IT Publik dari pemerintah baik dari segi E Government dan penetrasi jaringan broadband pada pemanfaatan sektor industri.
Rpp/apmi/XII/2021
Pranala Webinar : https://youtu.be/GIOHsBniYfc